Guru SD di Samarinda yang Dikabarkan Usir Muridnya Itu Minta Maaf

Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin. (Foto: intoniswan/niaga.asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Pendidikan Kota Samarinda turun tangan menengahi persoalan kabar murid SDN 002 di Jalan HOS Cokroaminoto diusir gurunya saat berada di dalam kelas. Oknum guru perempuan itu pun menyampaikan permohonan maaf.

Kepala SDN 002 berikut guru bersangkutan dipanggil dan menghadap ke Dinas Pendidikan Kota Samarinda membahas kejadian itu, Jumat (3/6). Ada tiga poin penting dari pertemuan itu.

“Pertama, saya kan panggil kepala sekolah dan guru yang terlibat. Artinya saya bilang kita koreksi diri. Saya tidak membela si A dan si B. Tapi paling tidak pelayanan kita ini harus humanis, harus baik,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin, dihubungi niaga.asia, Sabtu.

Kedua, lanjut Asli, dia menegur guru bersangkutan hingga menyampaikan permintaan maaf.

“Kedua, saya bilang, saya tegur lah kemarin kan. Saya tegur dia ngaku. Bahwa biasalah emosi segala macam salah komunikasi segala macam,” ujar Asli.

“Dia minta maaf bahkan guru itu menangis Pak, yang ibu itu,” tambah Asli.

Asli menegaskan, dia meminta pendidikan anak itu tidak boleh terganggu sama sekali. Bahkan apabila persoalan itu tidak selesai, dia sendiri yang akan turun tangan.

“Berikutnya saya bilang anak itu tidak boleh terganggu untuk proses belajar mengajarnya. Itu yang penting karena kalau memang kalau sampai itu tidak diurus, kepala dinas yang akan turun tangan saya bilang,” tegas Asli.

Menengok Murid SD di Samarinda, Diusir Guru Gegara Tak Punya HP & Seragam

“Karena anak itu kan anak yatim piatu. Terlepaslah dari salah komunikasi, tapi itu tidak boleh terganggu. Nanti saya akan temui si anak ini dan perwakilan orangtuanya,” ungkap Asli.

Artinya, lanjut Asli, kalau dari sisi kepala sekolah dan guru itu, persoalan sudah clear. Mereka pun tidak ada mempermasalahkan yang sudah terjadi.

“Tapi nanti saya akan kembali bertanya kepada anak ini dan perwakilan orangtua khawatir ada dampak psikologis, walaupun kepala sekolah dan gurunya sudah clear. Siapa tahu dengan suasana lain, seperti teman-temannya di sekolah atau apa,” terang Asli.

“Tapi prinsipnya kalau anak ini kurang nyaman di sana, dia mau kemana saja akan kita bantu dan fasilitasi. Artinya kita ambil hikmahnya lah ya,” jelas Asli.

Asli menegaskan lagi, anak yatim piatu justru mendapatkan prioritas pemerintah.

“Saya bilang karena itu anak yatim piatu, anak itu justru jadi prioritas untuk kita perhatikan untuk kelanjutan pendidikannya. Yang dari sekolah saya pastikan tidak bermasalah. Tinggal saya nanti bertemu anak itu dan perwakilan orangtuanya,” ungkapnya lagi.

“Anak itu harus diurus, jangan sampai terbengkalai apalagi sampai terputus sekolahnya. Itu saya bilang tidak boleh,” demikian Asli.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: