Pengusaha Angkutan Online Harus Selektif Menerima Driver

aa
Wali Kota Samarinda, H Syaharie Jaang. (Foto Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Wali Kota Samarinda, H Syaharie Jaang minta pengusaha angkutan online termasuk ojek online (ojol) lebih selektif lagi dalam menyeleksi diriver yang akan dipekerjakan, sehingga oknum yang punya kelainan seksual tidak lolos jadi driver.

“Terus terang saya terkejut, marah,  prihatin, dan sedih atas apa yang menimpa warga saya, (Ai), anak yang masih kecil mendapat perlakuan tidak senonoh,” kata Syaharie Jaang pada Niaga.Asia, Rabu (3/4/2019) menanggapi oknum driver ojek online yang berperilaku menyimpang, dimana mencabuli penumpangnya sendiri.

Diduga Cabuli Bocah 6 Tahun, Driver Ojek Online Ditangkap!

Diketahui, Ai bocah perempuan 6 tahun, diduga jadi korban pencabulan driver ojol, Rusmadi, Selasa (2/4) siang kemarin. Awalnya, ibunya memesan ojol melalui aplikasi, dari sekolah Ai. Korban Ai, duduk di depan, dan sang ibu, di belakang. Belakangan, sesampainya di tempat tujuan dan driver ojol pergi, Ai bercerita kepada ibunya bahwa tangan kiri driver ojol itu, menggerayani bagian dalam roknya. Kontan, sang ibu marah dan lapor polisi.

Menurut wali kota, pengusaha angkutan online wajib selektif menerima driver karena bekerja di sektor publik. Masyarakat yang dilayani angkutan online dari semua lapisan umur, bahkan termasuk  anak-anak dan remaja di bawah umur. “Pengusaha angkutan online wajib melindungi konsumennya. Perlindungan bisa didapat kalau selektif menerima driver,” tegas Jaang.

Wali kota juga mendukung aparat Kepolian menuntaskan masalah tersebut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan UU Perlindungan Anak. “Proses hukum hingga ada efek jeranya, supaya kejadian serupa tidak terulang lagi,” kata Jaang. (001)