Truk Sembako Terguling Imbas Banjir Tabang, Kembang Janggut Waspada

Truk muatan sembako terguling di perbatasan Kembang Janggut dan Tabang, Jumat 20 Mei 2022 (Foto : istimewa)

TABANG.NIAGA.ASIA — Truk muatan sembako hingga alat elektronik terguling di kawasan Kembang Janggut perbatasan Tabang, di Kutai Kartanegara, pagi ini tadi. Diduga truk terseret arus banjir yang merendam 18 dari 19 desa di Tabang sejak Kamis (19/5).

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 WITA. Truk bermuatan alat tulis kantor (ATK), sembako dan alat elektronik dikabarkan menuju Tabang terguling di tengah banjir berarus deras di kawasan Kembang Janggut.

Kembang Janggut memang diwanti-wanti untuk mewaspadai banjir kiriman dari Tabang. Mengingat saat ini banjir sudah merendam jalan poros perbatasan kedua kecamatan itu.

“Sekarang banjir berdampak ke perbatasan Kembang Janggut dan Tabang, air menerjang jalan poros. Truk out off control,” kata Kapolsek Tabang Iptu Joko Sulaksono, dihubungi niaga.asia, Jumat.

Banjir di Tabang Kukar Meluas, Tersisa Satu Desa Tidak Kebanjiran

Joko menyebut ada tiga desa di Kembang Janggut berbatasan Tabang yang diharapkan waspada banjir. Ketiga desa itu adalah Desa Bukit Layang, Desa Kelekat dan Desa Perdana.

“Kembang Janggut siap-siap. Sudah warning (peringatan),” ujar Joko.

Data sementara, ada sekitar 5.010 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 9 desa di Tabang dari 18 desa terdampak banjir hingga ketinggian 1 meter sejak Kamis (19/5) kemarin.

Meski sementara ini air berangsur surut, namun warga yang mengungsi ke kawasan tinggi, ke lamin dan tempat ibadah masih was-was potensi hujan lebat mengguyur Tabang. Koordinasi Muspika di Tabang terus dilakukan bersama BPBD Provinsi Kaltim terkait perkembangan cuaca terkini.

Peringatan diberikan kepada warga Kembang Janggut mewaspadai banjir kiriman dari Tabang (Foto : istimewa)

“Sebagian gardu PLN mulai dihidupkan lagi. Informasi dari Pak Sekcam (Sekretaris Camat), pasokan listrik di hilir Tabang masih padam total. Itu yang berasal dari perusahaan,” sebut Joko.

“Belum bisa dinyatakan benar-benarnsurut karena warga masih berjaga cuaca hujan intensitas tinggi,” tambah Joko.

Dirinci Joko lagi, dari 18 desa yang kebanjiran, 10 di antaranya kawasan terparah banjir. Dari 10 desa itu, 6 di antaranya merupakan kawasan terpadat penduduk. Sehingga sebagian dari mereka terpaksa memilih mengungsi ke kawasan lebih tinggi.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: