Rasio Elektrifikasi di Kaltara Baru Mencapai 71,98 Persen

aa
Gubernur Kaltara, Dr. H Irianto Lambrie bersama karyawan Koperasi Nelayan “Sebatik Mandiri Jaya” yang menyediakan jasa servis mesin motor perahu nelayan. ((Foto Infopubdok Kaltara)

TANJUNG SELOR.NIAGA.ASIA-Rasio elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sampai akhir tahun 2018 baru 71,98 persen, artinya baru 71,98 persen penduduk menikmati listrik, sisanya 28,02 persen belum menikmati listrik. Dengan kata lain sebanyak 126.702 KK sudah menikmati listrik, 49.321 KK belum berlistrik. KK yang yang sudah menikmati listrik itu, sebanyak 122.412 KK mendapat listrik dari PLN dan 4.290 KK dari listrik Non-PLN.

“Sedangkan rasio desa berlistrik hingga akhir tahun 2018 baru 49,59 persen. Sebanyak 239 desa sudah berlistrik dan 243 desa belum. Desa yang sudah berlistri tersebut, sebanyak 176 desa dialiri listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara dan 64 desa diterangi listrik Non-PLN,” ungkap Gubernur Kaltara, Dr. Ir. H Irianto Lambrie, MM, Kamis (31/1).

PLN Siapkan Jaringan Listrik ke 2.376 Pelanggan di Kabupaten Nunukan

PLN Klaim 85 Persen Penduduk Kaltara Sudah Nikmati Listrik

Menurut gubernur, sebagai provinsi baru, Kaltara  sangat serius membangun infrastruktur pendukung untuk meningkatkan perekonomian daerah. Termasuk salah satunya di bidang kelistrikan. Melalui sinergi dengan PT PLN (Persero) terus diupayakan meningkatkan kualitas pelayanan listrik di Kaltara. “Rasio elektrifikasi menjadi perhatian utama Pemerintah Provinsi Kaltara dan tentu saja bersama PLN,” ujarnya.

Irianto menerangkan, target rasio elektrifikasi 100 persen di Kaltara pada tahun 2021. Pada tahun 2021, seluruh masyarakat di Kaltara mendapat pelayanan listrik.Untuk memenuhi itu,pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Mulai dari penambahan kapasitas pembangkit, pembangunan jaringan hingga untuk jangka panjang membangun pembangkit baru. “Salah satunya PLTA yang Insya Allah dalam waktu dekat akan terealisasi pembangunan konstruksi bendungannya,” kata gubernur.

“Listrik merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Juga menjadi modal utama untuk mendatangkan investasi. Dengan ketersediaan listrik yang cukup, kita yakin perkembangan pembangunan dan ekonomi di Kaltara akan semakin tumbuh,” gubernur menjelaskan.

aa

Berdasarkan data terbaru Dinas Eenergi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltara, Januari 2019, komposisi rasio elektrifikasi antar kabupaten/kota di Kaltara sangat beragam, terbaik di kota Tarakan, menyusul Bulungan, Nunukan, Malinau, terakhir Tana Tidung. Rasio elketrifikasi di masing-masing kabupaten/kota juga dipengaruhi kapasitas pembangkit masing-masing daerah.

Kota Tarakan dengan kapasitas pembangkit listrik sebesar 92.588 kVA sudah menerangi seleuruh kelurahan 100%, tapi untuk penduduk Tarakan baru 82,53 persen menikmati listrik, sisanya sekitar 17,47 persen belum berlistrik.

Di kabupaten Bulungan baru 70,12 persen desanya dialiri listrik, 29,88 persen belum berlistrik, meski demikian di tahun 2018 sudah ada peningkatan 12,33 persen. Kapasitas pembangkit listrik yang ada di Bulungan sebesar 33.103 kVA, menerangi  75,96 persen. Sisanya 24,04 persen penduduk Bulungan belum menikmati listri.

Di Kabupaten Nunukan terdapat kapasitas pembangkit listrik 3.157 kVA. Desa yang sudah mendapat aliran listri sebanyak 40,83 persen atau baru 64,11 persen dari keseluruhan penduduknya. Di Kabupaten Malinau, dengan kapasitas pembangkit 35.097 kVA, penduduk yang sudah mendapatkan listrik baru 55,05 persen yang tersebar di 55,05 persen desa. Di Tana Tidung, penduduk yang sudah menikmati listrik baru 50,35 persen yang tersebar di 53,13 persen desa. Kapasitas listrik di Tana Tidung 6.426 kVA. (adv)