Misman dan Yayasan Ulin Raih Penghargaan Lingkungan, Kalpataru Tahun 2023

Setelah meraih penghargaan dari Gubernur Kaltim, H Isran Noor, tahun ini Ketua LSM GMSSSKM Samarinda raih penghargaan Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (Foto LKBN Antara)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat GMSS-SKM (Gerakan Memungut Sehelai Samah Sungai Karang Mumus) Samarinda dan yayasan Ulin dari Muara Ancalong dinobatkan Kementerian Lingkungan Hidup sebagai penerima Kalpataru Tahun 2023.

Seuai Keputusan SK.545/MENLHK/PSKL/PSL.3/5/2023 tanggal 25 Mei 2023 tentang Penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2023, Menteri LHK merinci bahwa tahun 2023 ada 4 (empat) orang untuk Kategori Perintis Lingkungan, 1 (satu) orang untuk Kategori Pengabdi Lingkungan, 3 (tiga) kelompok untuk Kategori Penyelamat Lingkungan, dan 2 (dua) orang untuk Kategori Pembina Lingkungan.

baca juga: 

Tujuh Tahun GMSSSKM, Ini yang Sudah Dikerjakan

Kaltim, Berau, Malinau, Balikpapan, dan GMSSSKM Raih Penghargaan PUPR

Okupasi Rawa di Sepanjang SKM Harus Dihentikan Pemerintah

Khusus dari Kaltim, penerima penghargaan Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan adalah Misman dari  Samarinda dan Yayasan Ulin dari Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur untuk Kalpataru Kategori Pengabdi Lingkungan.

Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian LHK, Bambang Supriyanto dalam suratnya ke gubernur Kaltim mengungkapkan, Misman adalah satu dari dari 10 (sepuluh) Penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2023 Kategori Perintis Lingkungan.

“Yayasan Ulin Alamat Jalan Wira Benu RT II, Desa Kelinjau Ulu, Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, juga satu dari dari 10 (sepuluh) Penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2023 Kategori Penyelamat Lingkungan,” ujarnya.

Gerakan memungut sampah yang dilakukan  GMSSSKM ada dua pola, saat air sungai pasang dilakukan pepungutan sampah di permukaan sungai dan saat air surut dipungut sampah di lantas sungai. Sekarang jenis sungai yang dibuang ke sungai sudah berkurang banyak, tapi yang jadi tantangan adalah menghentikan pembuangan limbah deterjen, minyak goreng bekas, dan olie bekas yang terbawa hujan ke sungai.  (Foto: GMSSSKM)

Acara Penganugerahan Kalpataru Tahun 2023 direncanakan pada tanggal 5 Juni 2023 pukul 09.00 WIB, secara faktual oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Auditorium DR. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta dan acara Ramah Tamah akan diadakan pada tanggal 4 Juni 2023 pukul 16.00 WIB.

baca juga:

GMSSSKM Samarinda Kembali Terima Penghargaan dari Kementerian PUPR

GMSSSKM Jalin Kerja Sama dengan Planete Urgence

Menurut Bambang, panitia hanya dapat mengundang 10 (sepuluh) Penerima Penghargaan Kalpataru dan 1 (satu) orang Pendamping baik dari Pengusul/Pemerintah Daerah.

Misman ketika dikonfirmasi Niaga.Asia, Misman membenarkan telah menerima surat pemberitahuan dari  Kementerian LHK.

“Alhamdulillah, kerja-kerja kita dapat perhatian dari pemerintah pusat, semoga nanti penghargaan ini membawa berkah, aktivis lingkungan yang bekerja dalam sunyi dapat perhatian lebih dari pemerintah, termasuk pemerintah daerah,” ujar Misman yang juga wartawan anggota PWI dan Pempred Tabloid Warta Harmoni.

GMSSSKM yang diketuai Misman adalah organisasi nirlaba yang didirikan wartawan senior anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Timur, tahun 2015, pemuda di jalan Andul Mutlaid yang jadi  lokasi pangkalan pungut, dan anggota DPRD Kaltim, H Saefuddin Zuhri.

Sedangkan Yustinus Sapto Hardjanto adalah advisor yang membantu Misman dan GMSSSKM tanpa pamrih bertahun-tahun dalam mendesain program kerja GMSSSKM, hingga dinobatkan Kementerian PUPR sebagai kelompok peduli sungai dengan perencanaan kegiataan terbaik di Indonesia, serta Ny Keinan Hermanto yang selalu siap memberikan bantuan moril dan materiel, serta terjun masuk sungai.

Yusttinus dan Iyau sudah memandu puluhan mahasiswa  dari dalam daerah, dan dari Yogyakarta dan Jakarta ke sepanjang sungai Karang Mumus mengumpulkan bahan untuk penyelesaian skripsi dan ratusan mahasiswa  perguruan tinggi di Samarinda mengerjakan tugas-tugas kuliah. (Foto GMSSSKM)

Fokus kegiatannya semula adalah mengubah budaya masyarakat di bantaran sungai karang Mumus dari kebiasaan membuang sampah ke sungai, berhenti membuang sampah ke sungai. Hasilnya, ragam jenis sampah yang dibuang ke sungai sudah berkurang banyak, dari 8 jenis tinggal 3 jenis, yakni limbah cair bekas deterjen dan minyak goreng, sampah rumah tangga, berupa makanan dan bekas minuman kemasan.

“Untuk ranjang, kursi bekas, ban mobil atau motor, atau ambal ngak ada lagi yang dibuang ke sungai,” kata Misman.

baca juga:

3 Tahun GMSSSKM: Alhamdulillah Budaya Malu Mulai Tumbuh

Catatan 3 Tahun GMSSSKM: Belajar Untuk Tidak Bicara Lagi

GMSSSKM Samarinda Fasilitasi Mahasiswa Penelitian

Kegiatan GMSSSKM, juga melebar ke penghijuan bantaran sungai Karang Mumus, di segmen Muang Ulu dan Ilir, Lempake dan mendirikan sekolah sungai di Muang sebagai sarana mengedukasi anak-anak dan membantu mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah yang materinya tentang sungai Karang Mumus.

Sebelum meraih Kalpataru tahun ini, secara kelembangaan, GMSSSKM dalam lomba-lomba komunitas peduli sungai yang diadakan Kementerian PUPR, selalu berada dalam deretan 3 besar. Nasional.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: